Budidaya Tanaman Selada Hijau Hidroponik sistem rakit apung
1.
Pembersihan Instalasi
Pembersihan instalasi penting dilakukan sebelum budidaya dimulai, sebagai tempat tumbuh dan pendistribusian nutrisi pada selada hijau. Tahapan pertama pembersihan instalasi dimulai dengan pencucian strerofoam menggunakan sabun dan sikat yang kemudian dibilas dengan air mengalir agar kotoran lumut yang memandel hilang dan kemudian dilakukan penjemuran.
Tahap kedua adalah menguras air bekas yang sudah tidak digunakan di kolam rakit apung dengan cara menyedotnya menggunakan selang. Langkah ketiga adalah dilakukannya pembersihan kolam dengan mengelap dan menyikat hingga bersih sampai tidak ada kotoran atau endapan sisa-sisa nutrisi yang mengerak dan lumut. Langkah terakhir adalah pengecekan pengaturan aerator (water pum) agar berfungsi dengan maksimal saat digunakan.
2.
Penyemaian selada hijau
Media yang dibutuhkan untuk penyemaian benih selada hijau
yaitu benih, rockwool, gergaji, alat
pemotong dan pelubang rockwool, dan
nampan. Tahap pertama diawali dengan memotong rockwool slep menjadi bata dengan ukuran panjang 18 cm dan lebar 9
cm. Kemudian potongan bata rockwool
tersebut dibuat menjadi petak – petak kotak kecil berbentuk persegi dengan
panjang sisi 3 x 3 cm, sehingga ada 18 kotak. Rockwool yang telah dipotong kemudian dicetak menggunakan cetakan
kayu dan dilubangi pada bagian tengahnya yang bertujuan sebagai tempat letaknya
benih selada. Kemudian rockwool diletakan
pada nampan yang telah dicuci. Satu nampan berisi 6 bata rockwool.
Setelah rockwool selesai dipotong benih selada hijau kemudian dimasukan
kedalam rockwool yang sudah dilubangi
menggunakan bambu yang sudah dibuat pipih dan ujung yang runcing (seperti
pensil), pada setiap lubang dimasukkan satu benih selada. Meletakkan benih
selada pada lubang rockwoll dengan
cara posisi ujung benih yang runcing diletakkan dibawah. Proses ini membutuhkan
ketelitian dan kehati-hatian, karena membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam
melakukannya.
Setelah persemaian dilakukan kemudian basahi rockwool yang telah disusun pada nampan hingga semua permukaan terkena air. Disimpan selama 2 hari di tempat yang tidak langsung terkena cahaya matahari sampai benih berkecambah, setelah itu benih yang sudah berkecambah dipindah ke tempat instalasi semai.
3. Persiapan Bak tanam dan
Larutan Nutrisi Hidroponik
a.
Instalasi bak tanam
Bak tanam terbuat dari struktur
bajaringan untuk kerangka bak, kemudian di lapisi dengan triplek dan terpal
untuk dapat menampung air dengan sempurna. Kemudian dilakukan pemberian H2o4 untuk
sterialisasi, agar bakteri-bakteri yang masih menempel dapat mati. Pemberian
cairan ini dilakukan dengan cara menuangkan ke dalam bak tanam yang sudah
berisi air pada bagian water pump,
agar cairan H2o4 dapat merata dengan sempurna ke semua bagian. Water pump sangat berfungsi dalam sistem
rakit apung agar tetap terjaganya sirkulasi air dan oksigen dengan baik.
Kemudian dilakukan pemberian cairan H3PO4 untuk dapat
menurunkan pH. Selanjutnya bak tanam
diisi air sampai air memenuhi bak dan siap digunakan untuk budidaya selada
hijau.
b.
Pemberian nutrisi
Pada budidaya tanaman dengan media tanah tanaman memperoleh unsur hara dari dalam tanah, sedangkan pada budidaya tanaman secara hidroponik tanaman memperoleh unsur hara dari larutan nutrsi yang dipersiapkan khusus. Larutan nutrsi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau dalam keadaan mengalir. Dalam sistem hidroponik biasa disebut dengan pupuk AB mix. Pupuk AB mix terdiri dari dua kemasan yaitu kemasan A dan kemasan B. tanaman sayuran membutuhkan nutrsi untuk memenuhi akan pertumbuhan dan produksi, untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang maksimal konsentrasi nutrisi yang diberikan haru tepat. Pemberian nutrisi dilakukan pada awal setelah bak utama telah dibersihkan dan sudah terisi air. Kemudian pemberian nutrisi A dan B selanjutnya diberikan pada saat sayuran terlihat kuning karena kurangnya nutrisi.
4. Pindah tanam
Pindah tanam adalah proses pemindahan tanaman dari instalasi semai ke bak tanam. Pindah tanam dilakukan dengan cara membelah rockwool menjadi satu bagian mengunakan tangan, kemudian bibit tersebut disusun sesuai dengan lubang pada styrofoam dengan jarak antar lubang yaitu 10 cm x 10 cm. Pindah tanam selada hijau dilakukan setelah umur 12 hari di instalasi semai atau sudah tumbuh minimal 3 helai daun. Waktu pindah tanam yang bagus adalah saat pagi dan sore hari.
5. Pemeliharaan tanaman
a.
Cek pH dan TDS
Pengecekan pH dan TDS dilakukan setiap
hari di pagi atau sore hari untuk dapat mengkontrol kondisi air nutrisi bak
tanam agar tetap stabil. Pengecekan pH dan TDS menggunakan alat ukur khusus ph
dan TDS. PH (Power of Hydrogen)
adalat derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki suatu larutan dan salah satu kebutuhan primer dalam
memulai berkebun secara hidroponik. Fungsi pengecekan pH digunakan untuk dapat
mengkontrol pH air. Ph normal untuk budidaya tanaman selada hijau adalah 5-6,5.
Apabila pH kurang dari 5 maka perlu diberikan penambahan air baku, dan jika pH
lebih dari 7 maka perlu diberikan cairan H3PO4 atau pH
down untuk dapat menormal kan pH. Sedangkan TDS (Total Dissolved Solids) adalah alat untuk mengukur total padatan
(mineral, garam, atauy logam) yang terlarut dalam sejumlah volume air,
dinyatakan dalam milligram per liter (mg/L) atau part per million (ppm). Fungsi
pengecekan TDS adalah untuk mengukur ppm air atau kadar nutrisi dalam air bak
tanam, ppm normal untuk budidaya tanaman selada hijau adalah rentang
1.000-1.400 ppm. Apabila ppm kurang dari 1.000 maka perlu penambahan nutrisi
lagi, dan jika lebih dari 1.400 ppm perlu adanya penambahan air baku.
b.
Penyiangan
Penyiangan tanaman pada budidaya selada
hijau dilakukan dengan mengambil atau membuang tanaman yang mati atau banyak
terkena hama seperti mata kodok, ulat, dsb dengan memotong daun munggunakan
gunting.
6. Pengendalian hama dan
penyakit
a. Ulat
Ulat merupakan hama
yang sering muncul di tanaman jenis sayuran. Hama ulat ini sangat merusak
kualitas sayuran, karena sayuran menjadi berlubang akibat gigitan dari ulat.
Penangananya adalah dengancara pemberian cairan peptisida.
b. Serangga
Serangga masuk melalui
lubang greenhouse yang disebabkan oleh tikus. Penangananya yaitu dengan
memasang yellow trap yang dibuat menggunakan mika yang dicat berwarna kuning
kemudian diolesi dengan lem perangkap tikus. Yellow trap diletakan pada setiap
sudut greenhouse.
c. Mata kodok
Penyakit mata kodok terjadi saat curah hujan yang sangat
tinggi, disebabkan oleh air hujan yang masuk melalui sisi greenhouse.
Penangganya yaitu dengan cara pemangkasan atau memotong daun yang sudah terkena
mata kodok agar tidak menular ke daun yang lain dan membuat larutan anti jamur
(fungisida) dan menyemprotkannya.
7. Panen
Proses panen dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran kualitas produk sayur selada hijau. Selada hijau dipanen pada umur 30-45 hari, pemanenan sayur selada hijau dilakukan dengan cara mencabut batang hingga akar ikut tercabut, pencabutan dilakukan dengan hati-hati, karena sifat batang dan daun selada hijau yang rapuh dan mudah patah. Media tanam rockwoll tidak dibuang saat proses pemanenan dengan tujuan agar sayuran selada hijau tetap terjaga kesegarannya.
8. Pasca panen
a.
Pensortiran tanaman
Kegiatan pensortiran selada hijau dilakukan dengan cara membuang bagian daun yang kuning, terkena hama mata kodok, dan banyak bagian daun yang berlubang akibat dari hama ulat. Media tanam rockwool tidak dibuang. Akar selada hijau dililitkan pada rockwoll agar terlihat rapi.
b.
Pengemasan
Pengemasan produk selada hijau menggunakan plastik kemasan yang terjaga dengan baik sirkulasi udaranya, sehingga produk tidak cepat layu atau busuk. Serta pemberian label pada kemasan produk selada hijau.
Aina Salsabila (A1G023006)
Komentar
Posting Komentar